Reportase & Teknik Peliputan Berita
oleh: Drs. Wahyudi EL Panggabean.
REPORTASE berasal dari kata reportare (Latin) artinya membawa dari suatu tempat. Dalam konteks tugas jurnalistik, yang dimaksudkan “membawa” adalah membawa informasi. Informasi lengkap berupa fakta-fakta dan data menyangkut sebuah peristiwa. Informasi yang diperoleh wartawan berdasarkan reportase yang dilakukannya, diharapkan jauh lebih lengkap dari pada dia hanya memperoleh informasi dari seorang narasumber.
Dengan melakukan reportase, wartawan bisa mendeskripsikan sebuah keadaan atau peristiwa dengan mengunjungi langsung lokasi terjadinya peristiwa tersebut. Paling tidak--dia setelah melihat langsung lokasi kejadian peristiwa--bisa pula melakukan wawancara dengan saksi mata, kemudian merekonstruksi peristiwa itu, berdasarkan penuturan dan pengungkapan para sumber beritanya.
Ibaratkan terjadinya sebuah kecelakaan yang menewaskan seorang mahasiswa. Melalui reportase yang dilakukannya, si Wartawan akan membawa rangkaian fakta-fakta dan data-data pendukung guna melengkapi deksripsinya atas tempat terjadinya peristiwanya. Bandingkan jika hanya mengambil data dari kepolisian. Sedangkan juru bicara polisi yang dia wawancarai, bukan pula petugas yang turun ke lokasi peristiwa itu. Kemungkinan terjadinya “bias” dalam informasi itu cukup besar. Bisa dipastikan, informasi tanpa reportase, lebih dangkal.
Dalam buku berjudul: Strategi Wartawan Meliput dan Mereportase Peristiwa (2007), saya memberi illustrasi perbandingan: antara berita spot news dan berita reportase seperti mengebor sumber air. Jika dalam berita spot news (berita langsung) diibaratkan mengebor sumur untuk sekadar mendapatkan air, sedangkan berita reportase diibaratkan mengebor mata air asri ke perut bumi. Sehingga, air yang diperoleh dari pengeboran menghunjam ke lapisan perut bumi, lebih jernih dan orisinil.
Untuk itu hal-hal penting dalam reportase itu antara lain:
1. Sumber informasi.
Informasi awal untuk reportase, bisa diperoleh dari surat kabar harian, pidato-pidato pejabat, putusan pengadilan, informasi dari narasumber, dari instansi-instansi, dsb. Biarpun media masa telah memberitakannya, masih sangat layak direportase. Apalagi media yang sudah menulis peristiwa itu masih dangkal dan tidak dari angel (sudut pandang) paling menarik. Jika tewasnya seorang mahasiswa tadi sudah diberitakan surat kabar harian, tetapi hanya berdasarkan informasi polisi, itu masih sangat layak direportase.
2. Penentuan Angel
Setelah memperoleh informasi awal, langkah selanjutnya dan paling menentukan adalah penetapa angel-nya. Carilah topik paling menarik dari peristiwa kecelakaan itu, yang belum diekspose oleh media. Angel ini, bukan saja menjadi penentu menarik atau tidak menariknya peristiwa yang akan direportase. Juga menjadi koridor yang harus ditaati dalam meliput dan mereportasekannya.
Pembuatan angel harus singkat dan mudah dimengerti makna peristiwa dalam kalimatnya. Dalam kasus kecelakaan mahasiswa itu, mungkin kita mesti memakai angel:
Akibat razia polisi, seorang mahasiswa tewa.
Dalam sepekan tiga mahasiswi UIR tewas akibat pembangunan badan jalan.
Seoorang aktivis mahasiswa tewas, diduga senagaja ditabrak.
Angel ini kemudian menjadi semacam petunjk arah liputan dan reportase berita.
3. Usulan berita
Biasanya, berita reportase tidak langsung diliput atau ditulis. Harus melalui pengusulan berita lewat rapat proyeksi yang dipimpin Koordinator Liputan atau Redaktur Pelaksana. Para reporter berkumpul dengan usulan berita masing-masing dalam rapat tersebut. Buat koresponden cukup mengirim usulan via surat elektronik atau e-mail. Usulan harus disesuaikan dengan rubrik-rubik yang tersedia di media kita bekerja.
Contoh Usulan Berita:
Usulan Berita : Riawan Saputra (Riau)
Rubrik : Kriminalitas
Masalah : Tewasnya Aktifis Mahasiswa dalam Kecelakaan
Angel : Mahasiswa Tewas, Diduga Sengaja Ditabrak
SINOPSIS :
Wardi (22) seorang mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Islam Riau, tewas pada kecelekaan, malam hari, 2 Mei 2009 di Jalan Kaharuddin Nasoetion, Marpoyan, Pekanbaru. Dari informasi sementara yang diperoleh, Wardi sengaja ditabrak. Sebab, pada saat itu, jalan yang cukup luas itu, juga sepi dan korban mengendarai motornya di tepi sebelah kiri. Penabrak dengan mengendarai mobil Toyota Kijang Pick-Up, menurut saksi mata, sengaja “mengejar” korban ke arah kanannnya. Kemudian menabraknya.
Kecurigaan juga mencuat dari aktivitas korban selama ini, yang sangat getol melakukan demonstrasi kaus-kasus korupsi di Riau. Dua hari sebelum dia tewas, ia tampak memimpin demo di Kejati Riau. Meminta kasus penyelewengan dana K2I puluhan miliar rupiah segera diusut. Menurutnya, saat itu para petinggi Riau terlibat kasus dugaan korupsi itu. Temasuk gubernur.
Jika usulan ini diterima, redaktur kriminal di media Anda, akan segera membuatkan Anda TOR (Term of Reperency) sebagai panduan dalam melakukan reportase dan meliput berita ini. Bagi koresponden akan dikirimi via e-mail.
Berikut ini contoh TOR:
4. TOR. Penugasan
Nama Wartawan: Riawan Saputra (Riau)
Rubrik : Kriminalitas
Masalah : Kematian Aktifis Mahasiswa
Angel : Hal-hal Mencurigakan dalam Kematiannya.
Diberikan : Tanggal 5 Mei 2009
Dead Line : Tanggal 7 Mei 2009 (malam hari)
Usulan berita Riawan Saputra menarik untuk ditulis. Untuk itu, segera kerjakan tugas reportase dan peliputannya. Dan, hal-hal yang harus dikerjakan:
1. Deskripsikan peristiwa kecelakaan tersebut. Gambarkan dengan jelas kronologisnya. Wawancarai para saksi mata, pihak keluarga dan teman-teman dekatnya. Terutama teman dekatnya di kampus yang sering ikut berdemo dengan korban. Deskripsi ini harus bisa menjelaskan bahwa peristiwa kecelakaan itu memiliki unsur kesengajaan.
2. Segera cari tahu, apa sebenarnya missi korban melakukan demo, siapa yang membiayai, atau hanya maju tanpa penalang dana? Telusuri pergaulannya selama ini, baik di kampus, di luar kampus atau di kafe-kafe. Apakah dia juga sering ikut dunia malam?
3. Pelajari, apakah dia memang menjadi ancaman bagi para koruptor, sehingga ada kesan indikasi dia “dihabisi”? Apakah memang dia punya data dan fakta soal korupsi pejabat? Data ini bsia diperoleh dari temannya di kampus atau dari pihak keluarganya.
4. Konfirmasikan dengan pihak kepolisian, sudah sejauh mana penyidikan mereka soal kematian korban? Konfirmasikan hal mencurigakan itu. Tanyakan apakah polisi sudah mengantongi nama tersangka.
5. Minta pendapat pihak keluarga dan konfirmasikan dugaan itu. Apakah pihak keluarga akan melaporkan kasus ini secara khusus?
6. Minta juga komentar Rektor UIR atau Dekan Fakultas Hukum UIR.
7. Kembangkan!
Poto yang dibutuhkan:
Korban saat demo atau korban saat berorasi (minat dengan pihak kampus atau pihak keluarga)
Dari dratf pertanyaan dan langkah-langkah yang tertera dalam TOR di atas, peliputan dan reportase dikendlikan. Tetapi, tidak boleh melenceng dari angel-nya. TOR sebagai petunjuk dan pedoman tidak boleh diberikan kepada narasumber. TOR semata-mata untuk kepentingan wartawan. Dengan adanya TOR di tangan, diharapkan liputan dan reportasenya akan berjalan baik dan terarah.
Satu hal yang harus dicermati adalah penggunaan waktu. Sebab, biasanya, waktu yang diberikan kepada wartawan untuk meliput dan mereportase sebuah peristiwa tidak pernah lebih dari tiga hari. Padahal, nara sumbernya bsia sampai 6 orang, dan lokasi sering jauh dari tempat tinggal si Wartawan. Berita yang terlambat dari dead line yang ditetapkan dalam TOR, biasanya akan drop. Tidak dimuat.
Langkah selanjutnya, Anda tinggal menuliskan laporannya.
Senin, 04 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
youtube ffffdv - Videoodl.cc
BalasHapusyoutube ffffdv-pga-ffffdv-gffffdv-m.jpg youtube ffffdv-gffffdv-gffffdv-ga-ffffdv-png.png. youtube to mp3 y2mate 1,00. ffffdffdv-gfdv-gfffdv-png.png, 4Kx1920.